![]() |
Kereta Api Bawah Tanah sebagai solusi kemacetan |
Ibu kota Indonesia, Jakarta merupakan salah satu
kota terbesar di asia tenggara namun banyak masalah terjadi didalamnya mulai
dari banjir tak berkesudahan hingga kemacetan yang menjadi kebiasaan. Jakarta yang
menjadi pusat dari segalanya baik dari pemerintahan maupun swasta menjadi
sentral bagi mereka yang berada didaerah-daerah, apakah Jakarta masih
menjanjikan bagi semua kalangan untuk jadi ibu kota Indonesia ?
Indonesia sebelum Jakarta (Batavia) menjadi ibu
kota, Jogjakarta adalah daerah yang dahulu pernah menjadi ibu kota Negara Indonesia
ketika penjajahan jepang, akhir-akhir ini juga ada asumsi bahwa ibu kota Indonesia
akan dipindahkan ke daerah Kalimantan jika memang Jakarta sudah tidak layak
menjadi ibu kota sebuah negara, disebabkan dengan kondisi bencana alam dan
bencana sosial tak berkesudahan tanpa solusi dari mereka yang menjadikan ini sebagai
janji manis dalam pemilihan gubernur.
Daerah Khusus Indonesia (DKI) Jakarta sudah berulang
kali menggantikan sosok pemimpin yang katanya bagus dan memberikan perbaikan
bagi Jakarta, namun acap kali banjir mengunjungi Jakarta selalu disalahkan si
Bogor yang selalu berbagi air ke Jakarta, selalu itu yang menjadi alasan
siapapun gubernurnya, saya jadi kasihan dengan warga bogor yang selalu
disalahkan. J
Saya rasa bencana alam seperti banjir memang sulit
untuk diprediksi dan ditanggulangi oleh pemerintah DKI Jakarta, namun bencana
sosial seperti kondisi macet dijalanan umum bahkan dijalan TOL yang terjadi di
ibu kota ini sudah bisa dikatakan macetnya itu pakai banget. Kenapa tidak ?
jika kita lihat memang kemacetan dijakarta sudah parah bener, yang seharusnya
perjalanan bisa ditempuh cuma setengah jam. Karena macet ni bisa 3 jam karena
menunggu kemacetan yang sungguh tiada ampun.
Bencana alam memang susah untuk diprediksi dan sukar
ditanggulangi karena memang ia yang sifatnya tidak tentu, bahkan Negara maju
pun untuk bencana alam ini tidak bisa berbuat banyak seperti tragedy Tsunami
yang melanda jepang beberapa tahun yang lalu menghabiskan banyak rumah-rumah
penduduk serta perkantoran rata dengan tanah, padahal pemerintah jepang sudah
membuat tanggul ditepian pantai namun itupun tiada guna jika alam sudah
bergerak.
Apalagi kita yang ada diindonesia, yah jangan tanya lah
ya untuk diindonesia terkait penanggulangan bencana karena memang diindonesia
dikatakan sebagai Negara yang memiliki bencana alam terlengkap didunia, bencana
apapun hampir semuanya terjadi diindonesia mungkin hanya badai salju yang tidak
ada.
Namun jika kita lihat kembali terkait bencana sosial
seperti kemacetan yang terjadi diindonesia ini jarang sekali terjadi
dinegara-negara asia maupun eropa, bahkan kondisi jalanan dinegara-negara maju
sangat aman dengan angka tingkat kecelakaan lalu lintasnya pun sedikit.
Dinegara-negara maju untuk angkutan kendaraan yang
digunakan dijalanan agar tidak terjadinya kemacetan maka mereka harus menekan
jumlah kendaraan pribadi berlalu lintas dijalanan dan juga menekan jumlah
kendaraan bermotor sebagai pengguna jalan. Mereka memberikan solusi dengan
adanya angkutan umum missal untuk mereka para pegawai atau para pekerja yang
setiap hari melakukan aktivitas kerja diluar dan juga untuk pelajar.
Jika kita sering melihat dinegara-negara eropa pasti
ada kereta api bawah tanah dikawasan kota yang tujuannya sebagai angkutan missal,
dengan adanya kereta api bawah tanah ini Negara-negara eropa bisa menekan angka
kendaraan mobil pribadi yang melintasi jalanan hanya untuk sekedar ngantor,
jadi memang kereta api bawah tanah ini menjadi solusi bagi mereka yang
aktivitasnya sebagai pekerja maupun pelajar.
Selain adanya kereta api bawah tanah sebagai
angkutan massal untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi ini, berbeda dengan
di jepang yang tidak melarang mobil pribadi melintasi dijalanan namun dengan
resiko siap-siap mengeluarkan uang banyak untuk membayar parkir mobil, bahkan
parkiran mobil dikawasan tempat kantoran pun masih dipunguti biaya oleh
pemerintah dengan pungutan pajak dihitung perjam setiap kali parker, hingga
dijepang bagi mereka karyawan kantor lebih memilih menggunakan angkutan missal sebagai
sarana mereka menuju kekantor disbanding menggunakan mobil yang bisa merugikan
mereka.
Nah, kita kembali ke Indonesia yang merupakan Negara
peringkat 4 pemilik penduduk terbanyak didunia namun angkutan massal yang
diberikan fasilitas oleh pemerintah sangat-sangat buat diri untuk mengelus
dada. Kalian bisa bayangkan seperti dinegara-negara, jepang dan Negara asia
lainnya yang berpenduduk dengan jumlah dibawah Indonesia memiliki fasilitas
angkutan massal yang sungguh luar bisa, lah kita diinonesia sangat minim
sekali.
Indonesia sudah punya kereta api sebagai alat
angkutan massal namun teman-teman tahu sendiri fasilitasnya kereta api
diindonesia, kita punya busway (transjakarta) di ibu kota namun tidak bisa
menjadi solusi agar pemilik mobil pribadi berpindah menjadi konsumen kendaraan
angkutan massal ini. Karena memang jumlah busway itu sendiri yang sedikit
sehingga proses perpindahan penumpang dari halte satu ke halte yang lain
tertahan hingga terjadi penumpukan penumpang di halte bis. Belum lagi mobilnya
yang rusak dan terbakar seperti berita terbaru bahwa 18 mobil transjakarta terbakar,
ini kan membuat masyarakat berasumsi bahwa pemerintah memang tidak serius untuk
mengurusi permasalahan rakyat yang terjadi pada aktivitas seharian ini.
Kereta api Commuter
line yang dioperasikan untuk daerah jabodetabek pun masih terbilang belum optimal
karena kasusnya sama bahwa gerbong kereta api selalu oenuh hingga terjadi
penumpukan penumpang di stasiun. Jadi kereta api ini pun bukan juga solusi konkrit
untuk mengatasi kemacetan dijakarta karena memang pemilik kendaraan pribadi
lebih memilih menggunakan mobil sendiri dibanding
menggunakan angkutan massal semisal busway dan Commuter line yang setiap berhenti di halte maupun di stasiun pasti
berdesak-desakkan.
Jika pemerintah Jakarta serius untuk mengatasi
kemacetan dijakarta maka saran saya adalah bisa menggunakan cara jepang yang
memasang tarif parker dengan sisten perjam hingga itu menjadi pertimbangan bagi
pengendara untuk menggunakan mobil sebagai kendaraan atau memang Indonesia sudah
saatnya membuat kereta api dibawah tanah seperti di Negara-negara eropa dan
saya rasa ini cukup menjadi pertimbangan juga bagi pengendara untuk lebih
memilih menggunakan kereta api bawah tanah.
Seorang pemimpin yang cerdas itu ia punya rencana
kemudian diukur kemampuannya sejauh mana dan dilaksanakan dengan penuh percaya
diri hingga apa yang direncanakannya itu bisa dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
0 komentar :
Posting Komentar