Saya
berfikir ini masalah yang sama penyebabnya karena kita ketahui bahwasanya
daerah Palak Curup ini jauh dari daerah Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah
daerah hingga mungkin sekali daerah ini jarang terjamah oleh pejabat Pemda,
karena isunya sekarang daerah tersebut rawan perampokan dan penodongan, padahal
kita ketahui daerah tersebut sangat subur untuk tanaman sayuran karena daerah
perbukitan akan tetapi masalah ini terjadi baru-baru ini.
Jelas
ini ada kecemburuan social dari pemerataan pembangunan setiap daerah, seperti
yang sudah saya sebut bahwa yang paling banyak dibangun itu merupakan daerah
Perkotaan atau daerah pinggiran perkotaan dan itu terbukti dan realita di
daerah kita semuanya, yang dimana desa-desa masih banyak minim fasilitas dan
mungkin ada daerah yang memang tidak pernah terjamah oleh pemerintah yang hanya
terdata saja di Arship Pemda akan tetapi tidak mendapatkan perhatian sama-sekali
oleh Pemerintah.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa Pasal 33 pada ayat 3
bahwa sanya “Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, saya kira ada yang salah dalam ayat ini
karena penyebutan Negara tidak secara spesifikasi bahwa Negara apa yang
menguasai Kekayaan Alam Indonesia hingga banyak daerah memliki potensi besar yang
dikuasai oleh Negara lain.
Dan saya rasa ini salah satunya penyebab hal yang diatas terjadi
karena ada satu fenomena semena-mena pemerintah dalam mengelola potensi daerah
ini, bahwa pemerintah dengan kekuasaannya punya sikap otoriter dalam
pengelolaan sumber daya alam akan tetapi Kemakmuran rakyat tidak terjamin
dengan dikuasainya Bumi, Air dan kekayaan Alam tersebut bahkan yang lebih miris
lagi adalah rakyat sekitar menjadi buruh ditanah sendiri, seakan-akan kembali
zaman Kolonialisme belanda.
Atas dasar itu lah pemerintah tidak memilki komitmen dalam
melaksanakan amanat undang-undang yang terlihat melaksanakannya
setengah-setangah, jika itu baik baginya maka itu dilaksanakan dan jika itu
merugikan maka itu diabaikan, seakan-akan penguasa kerajaan yang punya
kekuasaan seperti tangan Tuhan yang tak memiliki dosa.
Apakah seperti ini yang dinginkan oleh para pahlawan
Indonesia dimasa sekarang yang akan datang, saya rasa tidak ! karena semangat
para pahlawan adalah bukan hanya semangat merampas kemerdekan Indonesia saja
melainkan ingin melihat masa depan Indonesia yang akan menjadi bangsa diperhitungkan
oleh bangsa lain akan Kekuatan Pertahanan, Ekonomi, dan Sosial Politik.
Karena ketika kita ingin melihat wajah masa depan Indonesia
yang akan depan menjadi cerah maka kita semua harus menjadi Otak, Pemikiran dan
Tulang Punggung Indonesia, karena dengan kita semua menjadi 3 hal tersebut maka
kita merasa memiliki kewajiaban besar terhadap mau kemana dan seperti apa arah
Indonesia yang akan datang, hingga kita akan merasakan benar-benar Indonesia di
hati semua Rakyat Indonesia.
Dan dengan itu kita semua harus menjadi terlibat sebagai
pemain dan bukan menjadi komentator ataupun hanya menjadi penonton melainkan
kita semua menjadi pemain, yang dibidang Pertanian harus berfikir bahwa
Indonesia dulunya Negara Agraria akan tetapi sekarang menjadi Negara Importir
dan menjadi Negara konsumen tingkat Akut karena Bawang Merah dan beras pun kita
harus impor, apakah kita kurang SDM ? saya rasa tidak sama sekali karena sya
rasa sudah banyak Professor di Universitas atau dilembaga pemerintah, maka coba
berfikir lebih keras lagi bagaimana memajukan Indonesia dibidang pertanian ini
dan hal yang sama untuk bidang yang lainnya.
Jika kita punya frame, cita-cita dan semangat yang sama maka Indonesia
akan menjadi Negara Mandiri dan Maju itu hanya lah suatu capaian yang mudah
sekali, jika kita bekerja sama dan sama-sama bekerja maka kita akan bisa menciptakan
Indonesia madani seperti yang kita inginkan bersama. Hingga Anis Matta
mengatakan bahwa Indonesia butuh 100 pemimpin muda Indonesia yang akan membawa Indonesia
menjadi bangsa yang besar, karena memang Indonesia besar bukan karena darah
satu orang, bukan karena ide satu orang, dan bukan juga karena perjuangan satu
orang melainkan banyak orang hingga terasa Indonesia kurang dengan hanya
dipimpin satu orang, perlu dipimpin dengan 100 pemimpin muda Indonesia.
0 komentar :
Posting Komentar