“Ketahanan Keluarga Sebagai Basis dalam Pengokohan Ketahanan Nasional”
Bangsa Indonesia
terkenal dengan sikap baik berbudi luhur yang termasuk juga bersikap sopan dan
santun serta ramah pada semua orang termasuk orang yang bukan asli Indonesia,
ini dilihat dari sikap warga Negara asing yang ketika ditanya pendapatnya
tentang Indonesia pastilah mereka menjawab bahwa orang Indonesia itu baik dan
ramah-ramah.
Tapi
tanpa kita sadari bahwa budaya kita semakin lama semakin menipis dikalangan
orang-orang Indonesia termasuk para pemudanya, ini dilihat dari perkembangan
gaya hidup modern yang direspone secara tidak normal oleh warga, seperti westernisasi
yang berlebihan sehingga membuat budaya asli hampir hilang diterapkan oleh
warga asli Indonesia.
Banyaknya
kegiatan negative akibat dari westernisasi yang mengakibatkan tergerusnya
budaya luhur warga Indonesia, bisa kita lihat dari pergaulan bebas dikalangan
remaja, merebaknya pemakaian narkoba, hingga mengakibatkan para generasi muda
menjadi generasi “cabe-cabe-an”.
Dampak buruk dari hal ini sudah semakin parah dan akut karena sudah merebak
dengan berkembang pesatnya dunia social media yang seolah memaksa anak muda
untuk mendapatkan informasi negative.
Hal
ini tidak sesuai dengan sejarah bangsa Indonesia yang dikenal dengan kisah
heroik para pahlawan ketika melawan para penjajah yang ingin menguasai bumi
nusantara, kita ketahui bahwa dahulu belum dikenal dengan bangsa Indonesia
karena masih terpisah dengan sistem kerajaan, yang dimana willayah dikuasai
oleh seorang raja dikerajaan besar diindonesia seperti kerjaan Majapahit di
berada di Jawa tengah, kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan seperti
kerjaan Goa di Sulawesi Selatan.
Sebelum
mengenal kata persatuan tentang nama Negara Indonesia, bangsa Indonesia bersatu
karena memiliki kesamaan nasib yakni sama-sama dijajah oleh kolonial Belanda,
sehingga muncul lah ide untuk mempersatukan jong-jong sumatera, jawa, Sulawesi,
dan wilayah-wilayah Indonesia yang lain dalam deklarasi sumpah pemuda pada
tanggal 28 oktober 1928. Dengan semangat persatuan para pemuda hingga
melahirkan tiga kata persatuan nusantara ketika itu seperti :
1. Kami
putra dan putrid Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
2. Kami
putra dan putrid Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia.
3. Kami
putra dan putrid Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasan Indonesia.
Semangat
perjuangan para pemuda dimulai disini hingga puncaknya Indonesia bisa
dideklarasikan sebagai Negara pada tanggal 17 agustus 1945 oleh Soekarno dengan
membacakan teks proklamasi. akan tetapi proses deklarasi ini sebenarnya tidak
sepenuhnya didukung oleh semua pihak karena berbagai sebab, sehingga membuat
perpecahan yang nanti dikenal dengan peristiwa rengas dengklok yang mana ada
perpecahan antara kamu pemuda dengan kaum tua yang mempunyai selisih pendapat
tentang deklarasi pembacaan teks proklamasi. Ketika itu kaum tua belum
merekomendasikan untuk pembacaan teks proklamasi karena berbagai sebab, selain
itu kamu muda mendesak soekarno untuk membacakan teks proklamasi karena kaum
muda berfikiran saat itu adalah inilah saatnya untuk mendeklarasikan
kemerdekaan Negara Indonesia.
Sebelum
hal ini jauh sebelum itu juga ada sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh
Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji
pada tanggal 20 Mei 1908. Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi
yang ketika itu bergerak dibidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak
bersifat politik. Hal ini melihat bahwa zaman dahulu para pemuda Indonesia
memiliki sikap negarawan yang tinggi, penuh akan kreatifitas dan inovasi,
peduli akan kehidupan Negara, serta memiliki sifat untuk membangun Negara yang
lebih baik.
Ketika kita
melihat kondisi pemuda sekarang yang seperti sudah penulis jelaskan bahwasanya
kondisi pemuda dulu dan sekarang kebanyakan sudah terkontaminasi dengan
pemahaman luar yang mengikis rasa pancasilais dan negarawan para pemuda
sehingga jika kita berbicara tentang ketahanan nasional maka penulis tidak
melihat ada pada jiwa-jiwa pemuda sekarang.
Bersambung
0 komentar :
Posting Komentar