“Ketahanan
Keluarga Sebagai Basis dalam Pengokohan Ketahanan Nasional”
Keluarga adalah unit organisasi yang kecil namun
menarik serta unik jika kita bahas tentang kondisi organisasi didalam sebuah
keluarga. Setiap organisasi memiliki pemimpin, anggota, serta tujuan, dan
keluarga yang kita sebut sebagai organisasi ini juga memiliki hal serupa dengan
dipimpin oleh seorang kepala keluarga yang disebut dengan kata “ayah” dan
anggota seperti istri beserta anak-anak dan cucu-cucunya, dan dalam hal ini
keluarga juga memiliki tujuan organisasi yang bisa kita samakan dengan tujuan
keluarga bahwasanya semua keluarga itu pasti bertujuan untuk hidup sejahtera
serta hidup berkecukupan.
Sementara menurut undang-undang perkawinan Bab 1
pasal 1, menyatakan tentang tujuan dari sebuah keluarga adalah, “…ikatan lahir
dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan
tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Jika kita berbicara keluarga maka kita berbicara
tentang Negara. Kenapa ? kita lihat saja orang-orang besar yang ada diindonesia
maupun dunia, mereka itu dilahirkan dari sebuah keluarga yang mana karakter,
kepribadian, kebiasaan seseorang itu didapati dari keluarganya. Jika keluarga
menerapkan tentang kejujuran, sopan santun pada orang yang lebih tua, ramah,
dan kepribadian baik yang lainnya, maka seseorang itu pasti akan memiliki
karakter budi pekerti yang baik.
Dalam hal ini saya ingin menjelaskan konsep
ketahanan keluarga dalam perspektif islam, karena islam merupakan agama yang pertama
kali memberikan perhatian terhadap
keluarga sebagai elemen social yang pertama. Sementara orangtua memberikan
pendidikan, pemeliharaan dan pengawasan yang terus menerus kepada anak-anaknya, yang akan mewarnai corak
kepribadian sang anak.
Sebagaimana terdapat dalamm surah At-Tahrim ayat 6
yang menyebutkan tentang keluarga yang artinya “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6).
Dalam surat at-tahrim ini mengajarkan kepada kita
untuk menjaga anak-anak kita didalam sebuah keluarga untuk tidak melakukan
perbuatan salah yang dapat merugikan orang lain maupun hingga diri kita
sendiri, maka dari itu Allah menyebutkan untuk peliharalah dirimu dan
keluargamu yang dimana disini ada suatu proses pendidikan dan pengajaran kepada
anak-anak kita agar mendidik anak dalam sebuah keluarga secara benar, dan
jangan sampai kita lengah dalam hal ini yang akan membuat kita masuk kedalam
api neraka karena kita gagal dalam mendidik anak.
Dalam hal ini juga Orangtua mempunyai andil yang
cukup besar dalam membentuk kepribadian seorang anak, karena memang
dilingkungan keluargalah anak akan dibentuk, dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan oleh orangtua.
Menurut Nasy’at Al-Masri dalam bukunya yang berjudul
“Menyambut Kedatangan Bayi”, mengatakan :
Adapun
pembinaan dan pendidikan bagi seorang
anak muslim dan muslimah yang baik, dapat direalisasikan dalam tiga masalah:
pertama; menumbuhkan dan mengembangkan segi-segi positif, membangkitkan
bakat-bakatnya yang luhur dan kreativitasnya yang membangun dengan mewarnai ketiganya dengan
warna dan corak Islam. Kedua; meluruskan
kecenderungan dan wataknya yang tidak baik, dengan mengarahkannya menuju
perangai dan watak yang terpuji. Ketiga; menguatkan keyakinan, bahwa tujuan
utama dari penciptaan manusia, ialah untuk mengabdikan kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Selanjutnya islam membebani kedua orangtua untuk
bertanggungjawab memelihara kehidupan, pendidikan , pertumbuhan fisik, dan
perkembangan mental anak, dengan pertimbangan bahwa anak merupakan amanat yang
dibebankan kepada mereka, dan Allah akan menghisab mereka atas amanat tersebut.
Hal itu untuk menghindarkan si anak dari
beban melindungi dan mendidik dirinya sendiri yang tidak mungkin dilakukannya
karena ketidakmampuannya untuk melakukan itu. Untuk itu Islam melimpahkan
tanggungjawab mendidik anak kepada kedua orangtua.
Tanggungjawab orangtua sebagai ayah dan ibu terhadap
anak menurut Umar Hasyim, yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Wahyu dapat dirincikan
sebagai berikut :
1. Memberi
nama yang baik
2. Membaguskan
akhlaknya
3. Mengajar
baca tulis al-Qur’an
4. Mengajar
berenang
5. Mengajar
memanah atau menembak
6. Mendidik
tauhid dan keimanan
7. Membimbing
shalat dan urusan ibadah lainnya.
Sudah jelas
dalam hal ini keluarga merupakan wadah yang terbaik dalam membentuk kepribadian
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat karena hal inilah yang akan menentukan
wajah suatu bangsa yang dilihat dari cara bersikap kepada orang lain, jika
seseorang di didik dengan baik maka ia akan bersikap baik dan jika tidak maka
ia akan dilihat buruk oleh lain.
Bersambung...
0 komentar :
Posting Komentar