Sabtu, 22 Agustus 2015

Nasionalisme Indonesia Menjawab Tantangan Global (Part 1)

“Ketahanan Keluarga Sebagai Basis dalam Pengokohan Ketahanan Nasional”

Keluarga adalah unit organisasi yang kecil namun menarik serta unik jika kita bahas tentang kondisi organisasi didalam sebuah keluarga. Setiap organisasi memiliki pemimpin, anggota, serta tujuan, dan keluarga yang kita sebut sebagai organisasi ini juga memiliki hal serupa dengan dipimpin oleh seorang kepala keluarga yang disebut dengan kata “ayah” dan anggota seperti istri beserta anak-anak dan cucu-cucunya, dan dalam hal ini keluarga juga memiliki tujuan organisasi yang bisa kita samakan dengan tujuan keluarga bahwasanya semua keluarga itu pasti bertujuan untuk hidup sejahtera serta hidup berkecukupan.
Sementara menurut undang-undang perkawinan Bab 1 pasal 1, menyatakan tentang tujuan dari sebuah keluarga adalah, “…ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Jika kita berbicara keluarga maka kita berbicara tentang Negara. Kenapa ? kita lihat saja orang-orang besar yang ada diindonesia maupun dunia, mereka itu dilahirkan dari sebuah keluarga yang mana karakter, kepribadian, kebiasaan seseorang itu didapati dari keluarganya. Jika keluarga menerapkan tentang kejujuran, sopan santun pada orang yang lebih tua, ramah, dan kepribadian baik yang lainnya, maka seseorang itu pasti akan memiliki karakter budi pekerti yang baik.
Dalam hal ini saya ingin menjelaskan konsep ketahanan keluarga dalam perspektif islam, karena islam merupakan agama yang pertama kali memberikan perhatian  terhadap keluarga sebagai elemen social yang pertama. Sementara orangtua memberikan pendidikan, pemeliharaan dan pengawasan yang terus menerus  kepada anak-anaknya, yang akan mewarnai corak kepribadian sang anak.
Sebagaimana terdapat dalamm surah At-Tahrim ayat 6 yang menyebutkan tentang keluarga yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6).
Dalam surat at-tahrim ini mengajarkan kepada kita untuk menjaga anak-anak kita didalam sebuah keluarga untuk tidak melakukan perbuatan salah yang dapat merugikan orang lain maupun hingga diri kita sendiri, maka dari itu Allah menyebutkan untuk peliharalah dirimu dan keluargamu yang dimana disini ada suatu proses pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak kita agar mendidik anak dalam sebuah keluarga secara benar, dan jangan sampai kita lengah dalam hal ini yang akan membuat kita masuk kedalam api neraka karena kita gagal dalam mendidik anak.
Dalam hal ini juga Orangtua mempunyai andil yang cukup besar dalam membentuk kepribadian seorang anak, karena memang dilingkungan keluargalah anak akan dibentuk, dalam arti pertumbuhan dan perkembangan oleh orangtua.
Menurut Nasy’at Al-Masri dalam bukunya yang berjudul “Menyambut Kedatangan Bayi”, mengatakan :
 Adapun pembinaan dan pendidikan  bagi seorang anak muslim dan muslimah yang baik, dapat direalisasikan dalam tiga masalah: pertama; menumbuhkan dan mengembangkan segi-segi positif, membangkitkan bakat-bakatnya yang luhur dan kreativitasnya yang  membangun dengan mewarnai ketiganya dengan warna dan corak  Islam. Kedua; meluruskan kecenderungan dan wataknya yang tidak baik, dengan mengarahkannya menuju perangai dan watak yang terpuji. Ketiga; menguatkan keyakinan, bahwa tujuan utama dari penciptaan manusia, ialah untuk mengabdikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selanjutnya islam membebani kedua orangtua untuk bertanggungjawab memelihara kehidupan, pendidikan , pertumbuhan fisik, dan perkembangan mental anak, dengan pertimbangan bahwa anak merupakan amanat yang dibebankan kepada mereka, dan Allah akan menghisab mereka atas amanat tersebut. Hal itu untuk menghindarkan si anak  dari beban melindungi dan mendidik dirinya sendiri yang tidak mungkin dilakukannya karena ketidakmampuannya untuk melakukan itu. Untuk itu Islam melimpahkan tanggungjawab mendidik anak kepada kedua orangtua.
Tanggungjawab orangtua sebagai ayah dan ibu terhadap anak menurut Umar Hasyim, yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Wahyu dapat dirincikan sebagai berikut :
1.      Memberi nama yang baik
2.      Membaguskan akhlaknya
3.      Mengajar baca tulis al-Qur’an
4.      Mengajar berenang
5.      Mengajar memanah atau menembak
6.      Mendidik tauhid dan keimanan
7.      Membimbing shalat dan urusan ibadah lainnya.


Sudah jelas dalam hal ini keluarga merupakan wadah yang terbaik dalam membentuk kepribadian seseorang dalam kehidupan bermasyarakat karena hal inilah yang akan menentukan wajah suatu bangsa yang dilihat dari cara bersikap kepada orang lain, jika seseorang di didik dengan baik maka ia akan bersikap baik dan jika tidak maka ia akan dilihat buruk oleh lain.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar